Saya dibesarkan di keluarga Kristen. Namun, waktu saya kecil kami belum sungguh-sungguh mengikut Yesus. Hidup kami tidak berpusat kepada Krstus. Waktu kecil saya sering dipukuli dan merasa tertolak sehingga saya membenci diri sendiri dan mencoba membunuh diri beberapa kali tetapi Tuhan begitu baik sehingga Dia menggagalkan rencana saya untuk bunuh diri. Semenjak kecil, saya selalu merasa berbeda dan tertarik kepada sesama jenis. Saya merasa kurang laki-laki. Saya pun mencoba mengusir ketertarikan ini dengan berdoa dan mencoba untuk berubah menjadi hetero berkali-kali namun selalu gagal. Jadi akhirnya saya percaya pada dusta bahwa itulah diri saya sesungguhnya. Akhirnya saya memutuskan untuk merangkul ketertarikan sesama jenis ini dan saya pun meninggalkan iman saya karena saya tahu kita tidak bisa mengikut Tuhan dan hidup dalam dosa pada saat yang bersamaan. Pada akhirnya saya benar-benar lupa akan Tuhan. Saat itu bagi saya Tuhan tidak ada (ateis) dan setelah kematian hanyalah kehampaan. Akhirnya saya pun bisa melakukan semua yang saya ingini: bernafsu kepada sesama jenis, menonton film porno, masturbasi, dsb. Saya pun kecanduan terhadap banyak hal, termasuk video game. Walaupun saya telah hidup semau saya, saya tidak pernah merasa terpuaskan. Ada kekosongan di dalam diri saya.
1 Comment
Bagaikan disambar halilintar ketika badanku yang makin kurus dan dada yang sesak membaca hasil tes ditanganku.
“HIV Positif!! Bagaimana mungkin? Bagaimana masa depanku? Bagaimana kalau keluarga dan teman-temanku tahu? Apakah aku akan mati?” Ribuan pertanyaan berkecamuk di dalam kepala ini, hanya satu hal yang aku tidak berani pikirkan. Aku tidak berani menyalahkan Tuhan atas hantaman yang menimpaku ini. Ini semua salahku sendiri. |
KesaksianBerbagai kisah nyata tentang transformasi hidup dalam Kristus Yesus ArchivesCategories |